Jenis-jenis HAM yang diatur dalam UUD 1945 pasal 28 – 28J



Jenis-jenis HAM yang diatur dalam UUD 1945 pasal 28 – 28J
No
Pasal
Jenis HAM
1
28A
Hak untuk hidup dan memepertahankan kehidupannya
2
28B
Ayat 1 : hak berkeluarga
Ayat 2 : hak untuk kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
3
28C
Ayat 1 : Hak untuk mengembangkan diri
Ayat 2 : hak untuk mengajukan diri
4
28D
Ayat 1 : ha katas pengakuan, jaminan perlindungan hokum
Ayat 2 : hak untuk bekerja dan mendapatkan upah
Ayat 3 : hak untuk memperoleh kesempatan dalam pemerintahan
Ayat 4 : hak  atas status kewarganegaraan
5
28E
Ayat 1 : hak untuk memeluk agama dan beribadat
Ayat 2 : hak untuk kebebasan meyakini kepercayaan menyatakan pikiran
Ayat 3 : Hak untuk bebas berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
6
28F
Hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
7
28G
Ayat 1 : hak untuk perlindungan diri pribadi keluarga
Ayat 2 : Hak untuk bebas dari penyiksaan
8
28H
Ayat 1 : hak untuk hidup sejahtera lahir batin
Ayat 2 : hak untuk mendapatkan kemudahan dalam keadilan
Ayat 3 : ha katas jaminan social
Ayat 4 : hak untuk memiliki, hak milik pribadi
9
28I
Ayat 1 : hak untuk hidup dan tidak disiksa
Ayat 2 : hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif
Ayat3 : Hak untuk masyarakat menghormati identitas budaya
Ayat 4 : hak untuk mendapat perlindungan dan pemajuan dari pemerintah
10
28J
Ayat 1 : Hak untuk menghormati hak orang lain
Ayat 2 : hak untuk tunduk terhadap pembatasan

contoh makalah Kimia tentang perubahan entalpi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Judul
Menentukan perubahan entalpi reaksi
1.2  Hari/Tanggal
Jum’at, 2 September 2015
1.3  Tujuan
Menentukan perubahan entalpi pada reaksi antara larutan natrium hidroksida dengan larutan asam klorida, dengan kalorimeter sederhana.
1.4  Landasan Teori
Perubahan entalpi suatu sistem dapat diukur bila sistem mengalami perubahan. Sistem dapat mengalami perubahan karena beberapa hala, misalnya akibat perubahan tekanan, perubahan volume, atau perubahan kalor.Jika sistem mengalami perubahan pada tekanan tetap, besarnya perubahan kalor disebut dengan perubahan entalpi (∆H).
      Jika suatu reaksi berlangsung pada tekanan tetap, perubahan entalpinya sama dengan kalor yang harus dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya agar suhu sistem kembali ke keadaan semula. ∆H=qp
        Entalpi merupakan fungsi keadaan. Oleh karena itu, nilai perubahan entalpi tergantung pada keadaan akhir dan awal saja, dan tidak tergantung pada bagaimana proses perubahan itu terjadi atau jalannya reaksi. Nilai perubahan entalpi suatu sistem dinyatakan sebagai selisih besarnya entalpi sistem setelah mengalami perubahan dengan entalpi sistem sebelum mengalami perubahan dilakukan pada tekanan tetap.
∆H = Hakhir-Hawal

Reaksi eksoterm dan endoterm

Reaksi eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor. Pada reaksi eksoterm terjadi aliran kalor dari sistem ke lingkungan. Reaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Pada reaksi endoterm terjadi aliran kalor dari lingkungan ke sistem. Reaksi endoterm menyerap energi dari lingkungan sekitar, sedangkan pada reaksi eksoterm energi dilepaskan ke lingkungan.

  1. Perubahan entalpi untuk reaksi eksoterm adalah negatif, dan untuk reaksi endoterm itu positif.
  2. Biasanya, arah reaksi eksoterm spontan, dan kebalikan dari reaksi yang sama adalah endoterm.
  3. Dalam reaksi endoterm, produk memiliki energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan energi dari reaksi. Oleh karena itu, produk yang kurang stabil dari reaktan. Dalam reaksi eksoterm, produk yang lebih stabil daripada reaktan, karena energi mereka lebih rendah dari energi reaktan.
  4. Pada reaksi eksoterm suhu naik sedangkan pada reaksi endoterm suhunya turun.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Alat dan Bahan
·         Alat:
1.      Gelas styrofoam
2.      Silinder ukur
3.      Termometer
·         Bahan:
1.      Larutan natrium hidroksida
2.      Larutan asam klorida

2.2  Langkah Kerja
1.      Memasukkan 50mL larutan NaOH 1 M kedalam gelas styrofoam dan memasukkan 50mL larutan HCl 1 M kedalam silinder ukur.
2.      Mengukur suhu kedua larutan. Dan mencatat jika suhu kedua larutan tersebut berbeda, maka rata-ratanya sebagai suhu awal.
3.      Menuangkan larutan HCl tersebut ke dalam bejana yang berisi larutan NaOH. Mengaduk dengan termometer dan memperhatikan suhu yang terbaca pada termometer. Mencatat suhu tertinggi yang terbaca sebagai suhu akhir.
4.      Mencatat pengamatan dengan membuat tabel pengamatan.
5.      Menghitung kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan agar suhu larutan kembali turun dan menjadi sama dengan suhu awal larutan. (menganggap massa jenis larutan = 1 gram/mL dan kalor jenis larutan 4,2 J/gK)
2.3  Hasil Pengamatan
1.      Suhu NaOH                       = 25,5 ˚C
2.      Suhu HCl                           = 26 ˚C
3.      Suhu awal (suhu rata-rata) = 25,75 ˚C
4.      Suhu akhir                          = 29,5 ˚C
2.4  Pengolahan Data
·         Diketahui  :
1.      V NaOH         = 50mL = 0,05 L
2.      M NaOH        = 1 M
3.      V HCl             = 50mL = 0,05 L
4.      M HCl                        = 1 M
5.      ΔT                   = (29,5 – 25,75) ˚C
                               = 3,75 ˚C
6.      c                      = 4,2 J/gK
7.      ρair                         = 1 g/mL = ρlarutan
·         Dit            anyakan:
ΔH reaksi?

·         Jawab       :
HCl(aq)+NaOH(aq)→NaCl(aq)+H2O(s)
Ø  mol HCl               = V x M
                             = 0,05 L x 1 M
                             = 0,05 mol
Ø  mol NaOH           = V x M
                             = 0,05 L x 1 M
                             = 0,05 mol
Ø  mol HCl               = mol NaOH   = 0,05 mol
Ø  Massa larutan       = V larutan      = (50 + 50)gr   = 100 gr
Ø  Kalor yang diterima larutan
qlarutan    = M x c x ΔT
            = 100 gr x 4,2 J/gK x 3,75 ˚C
            = 1575 J
            = 1,575 kJ
Ø  qlarutan +  qreaksi         = 0
qreaksi      = - qlarutan
qreaksi      = - 1,575 kJ
Ø  ∆H reaksi untuk 0,05 mol            = -1,575 kJ
∆H reaksi untuk 1 mol                 = -1,575 kJ
                                                     =
                                                     = - 37,5 kJ/mol

























BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Jadi, praktikum yang kita lakukan merupakan reaksi eksoterm. Yaitu, reaksi yang terjadi dengan disertai pelepasan kalor. Terbuktinya reaksi ini karena suhunya naik, perubahan entalpi bernilai negatif yaitu, -31,5 kJ/mol.




Daftar Pustaka
Adityo.2011.Reaksi eksoterm dan endoterm [online] Tersedia :http://aditiobawono.blogspot.com/2011/04/perbedaan-antara-reaksi-eksoterm-dan.html
Budisma.2015.Perbedaan reaksi eksoterm dan endoterm [Online] Tersedia : http://budisma.net/2015/02/perbedaan-reaksi-eksoterm-dan-reaksi-endoterm.html
Sudarmono,Unggul.2014.Kimia.Bandung: Penerbit Erlangga